Desinfeksi Tempat Keagamaan

Bahkan dengan kepatuhan pada jarak fisik dan desinfeksi menyeluruh, banyak rumah tangga yang berbeda yang berkumpul dalam pengaturan jemaat untuk beribadah membawa risiko lebih tinggi untuk penyebaran virus yang menyebabkan COVID-19, dan dapat mengakibatkan peningkatan tingkat infeksi, rawat inap, dan kematian. terutama di antara populasi yang lebih rentan. 

Faktanya, menurut SOP, tempat ibadah harus didesinfeksi tiga kali sehari, fasilitas cuci tangan bersama dengan tempat sabun harus tersedia untuk mencuci tangan wajib di pintu masuk, sembahyang dan ritual harus dilakukan dengan tetap menjaga jarak sosial.

Misalnya, otoritas Mekkah, di Arab Saudi, telah menggunakan 54,000 liter desinfektan per hari untuk membersihkan Masjidil Haram selama musim haji tahun ini sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona, menurut pejabat.
Presidensi Umum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengatakan bahwa operasi pembersihan dilakukan oleh 3,500 pekerja selama beberapa hari terakhir yang membersihkan halaman dalam dan luar Masjidil Haram hingga 10 kali sehari.

Namun, proses desinfeksi dapat menjadi tantangan dan memakan waktu bila dilakukan dengan cara tradisional. Metode penyemprotan disinfektan juga dapat merepotkan dari sudut pandang lingkungan dan ekonomi bila diterapkan pada area yang luas. Teknologi disinfeksi UV telah ada selama berabad-abad dan hanya dibatasi pada sterilisasi air. Terlepas dari itu, banyak yang menggunakan teknologi terakhir sejak wabah pandemi. Esensi utama desinfeksi UV adalah: efektivitas, ramah lingkungan, dan kecepatan, yang membuatnya cocok untuk sering melakukan desinfeksi fasilitas.

Meskipun demikian, penerapan teknologi ini menghadapi beberapa keterbatasan, seperti anggaran awal yang cukup besar yang diperlukan untuk melengkapi setiap area atau sudut bangunan dengan lampu UVC, meskipun ini dapat menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang. 

Robot desinfeksi UVC menutupi batasan ini. Beberapa robot seperti Robot Disinfeksi UVC Otonom: SIFROBOT-6.57 dapat menavigasi secara mandiri, menghindari rintangan, mengisi ulang sendiri secara otomatis, dan lainnya sambil mengirimkan 8 lampu UV ke setiap sudut dan area yang sulit dijangkau dari fasilitas atau ruang keagamaan. Robot ini juga dapat melakukan beberapa patroli per hari dan dapat digunakan sebelum dan sesudah setiap shalat untuk menjaga lingkungan yang sehat untuk praktik keagamaan.

Referensi: Coronavirus: Apa aturan tempat ibadah?

Gulir ke Atas